Minggu, 08 April 2012 01:59
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk kekerasan terbaru yang dilakukan militer Suriah meski negeri itu telah sepakat untuk mengakhiri kekerasan.
Ban mengatakan batas waktu 10 April untuk gencatan senjata bukan menjadi alasan untuk melakukan pembunuhan berkelanjutan yang dilakukan militer pemeritah Suriah.
"Tanggal 10 April yang disepakati untuk melakukan gencatan senjata bukan jadi alasan untuk terus membunuh saat in," kata Ban.
Kekerasan terbaru ini, lanjut Ban, melanggar permintaan PBB agar pemerintah Suriah menghentikan semua
operasi militernya.
operasi militernya.
Para aktivis di Suriah mengatakan serangan militer Suriah dalam dua hari terakhir ini telah menewaskan sedikitnya 100 orang warga sipil.
Wartawan BBC di Beirut Jim Muir melaporkan di kota-kota seperti Homs kekerasan justru kian meningkat di masa-masa jelang gencatan senjata.
Dia menambahkan para aktivis kemanusiaan menuding pemerintah mencoba untuk memberantas pemberontakan dengan cara apapun.
Namun, pemerintah Suriah mengatakan kekerasan itu justru dilakukan oposisi yang memanfaatkan penarikan mundur pasukan pemerintah dari berbagai kota.
Sebelumnya, Pemerintah Turki mengatakan dengan gelombang pengungsi yang terus melintasi perbatasan, maka Turki saat ini membutuhkan bantuan internasional.
Setelah bertemu dengan Ban Ki-moon, Menterli Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan jumlah pengungsi meningkat dua kali lipat sejak Presiden Bashar al-Assad setuju untuk mengimplementasikan rencana PBB dan Liga Arab.
"Saat ini sekitar 2.800 warga Suriah telah melintasi perbatasan dalam 36 jam terakhir. Sehingga total pengungsi saat ini berjumlah 36.000 orang," kata Davutoglu.
Banyak dari pengungsi ini, lanjut Davutoglu, mengalami pengeboman hebat dari pasukan yang loyak kepada Presiden Assad.
Saat ini satu tim PBB tengah berada di Damaskus untuk menegosiasikan kemungkinan mengirim tim pemantau untuk mengawasi gencatan senjata.
Utusan PBB-Liga Arab Kofi Annan mengatakan jika gencatan senjata ini berhasil sesuai rencana maka sekitar 200-250 pengamat PBB akan dikirim ke Suriah.
PBB memperkirakan lebih dari 9.000 orang tewas selama pemberontakan melawan Presiden Assad yang sudah berlangsung satu tahun.
sumber : MICOM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar